Rabu, 11 Desember 2013

PUISI UNTUK KARYA TERINDAH TUHAN

Sang Malaikat 

langkah setapak perlahan terasa
melugukan hatiku yang gundah
untuk siap menyapa sang malaikat

dia adalah malaikatku
malaikat tak bersayapku yang selalu tersenyum
dan selalu menyihir dunia dengan keindahan dekapannya

namun, suatu saat langkah manja itu hilang
hilang dari genangan dunia
dan tak meninggalkan tetesan sapaan untukku
untuk seluruh mawar yang hidup dengannya selama ini

ku tau ini kan terjadi
waktu di mana semua terasa gelisah 
gelisah yang tak tau kapan akan terhenti

ku menyayangimu malaikatku,
ku menjanjikan semua hidupku untukmu

hidup abadi penuh dengan senyuman
hanya untuk kau ayah....


AYAH

ayah
sentulah sejenak senyumku
agar kau tau, ku begitu sempurna didekatmu

ayah
dekaplah sejenak ingatanku
agar kau tau, ku selalu merindukan kehangatanmu

ayah
doaku selalu ada namamu
nama yang terukir indah di ingatanku
dengan semua kisah yang tertulis sejak masa lalu

cintaku untukmu, tetap ada
ada di setiap benerangnya pelita yang kau nyalakan
dan ku pastikan itu takkan pernah padam

tak ada kado yang dapat menyaingi ketulusanmu
ku tak tau harus bagaimana, ku tak mengerti

ayah, penolongku, lihatlah aku
ku ingin selalu melihat bintang denganmu ayah
ku ingin mendengar kicauan burung di sampingmu ayah
ku ingin merasakan berjalan di tepian pantai indah dengan jejakmu ayah

mengukir???
ku tak tau mengukir!
ku tak tau mengukir untuk membalas kehidupan yang kau berikan untukku ayah

karena kau begitu nyata untuk ketulusan yang abadi
kaulah ayahku
ciptaan terindah untukku


Puisi untuk karya terindah Tuhan


inilah serpihan hatiku

yang ku curahkan hanya untukmu
untuk karya terindah yang pernah ada
karya dari Tuhan yang begitu menawan

kau begitu jenaka dengan semua keelokanmu
dan tak bisa ku pungkiri itu

raja samudra di semua kehidupanku
yang memimpinku hingga tiada akhir

dengan keabadian kasih sayang yang kau beri
membuatku sadar, bahwaku bukan apa-apa tanpamu

kaulah ayahku
puisi terindahku
puisi denagn syair sempurna tentang karya terindah Tuhan

Selasa, 10 Desember 2013

MAKE A POEM. PUISI INDAH KARYA ANAK BANGSA


HAK CIPTA KARYA: MUH. OBEY AHADASTOFA
Cinta
Cinta itu ibarat sepatu. Ketika pertama dibeli, masih di dambakan, masih telihat perfect, baunyapun masih wangi. Akan tetapi, jika lama-kelamaan tidak pernah dirawat dan dijaga, dengan sendirinya akan rusak walaupun sudah diperbaiki lama-kelamaan pasti akan tetap rusak juga.
Begitu pula dengan cinta, pertama kali rasanya begitu indah dan sangat dirindukan. Akan tetapi, jika tidak pernah dijaga, akan renggang walau udah diperbaiki kembali, akan tetapi jika masih ada celah kerenggangan itu dating maka akan putu total pola.
Cara mengatasi kerenggangan itu, dengan berusaha memperhatikan sosok pasanganmu, menyayanginya dengan real……
Rasakan saja
Ketika malam hendak tertiup
Angin malampaui batas cahyanya
Dengan kata yang terusik
Membuat itu semakin manis
Waktu tak menentu
Menjadikan   takdir tak tentu
Meski ku berlari tetap tak tentu
Biarlah rasa ini kau peluk

Keluarga
Mata merah
memandang kaca
Berkhayal nyata
Meniup saja
 Sama darah
Dua cahaya
Bersatu jaya
Di dalam keluarga
Berumur tua
Berumur muda
Sama berbeban malu
Sukar berberat bahu

Coreng
Setitik noda
Berbekas pada benda
Hanya pasrah
Karena tak ada daya
Tercoreng oleh noda
Terjatuh oleh malu
Ke dasar sang lapisan
Di dalam jurang keinahan

Pemuda
Berbakat menerjang
Setiap sangkakala
Menyatukan kembang
Yang tak lagi menyala

Berpasrah demi sang tua
Berlari menerjang usaha
Rela menerjang hawa
Walau kadang sia-sia
Mereka menuju tujuan
Demi kehidupan
Tetap demi sang tua
Demi sang cahya pula

Terang
Cerita tenang
Menerjang terang
Berkalung manja
Tanpa dikenang
Berbagai titik sinar
Tetap tak senang
Walau tak benar
Jaya tetap dikenang
Berbagai titik terang
Berbagi keindahan
Janganlah terhembus
Walaupun kau takut

 Lalu
Ku ingin mengadu
Tentang cerita yang lulu
Walau ku ragu
Kukan tetap mau menunggu
Cerita yang pernah terjadi
Di dalam malam yang sunyi
Membuat ku yakin
Akan cinta yang tulus
Biarlah semua berlalu
Aku tak mau malu
Aku adalah cerita yang lalu
Dan aku adalah berita untuk hari yang baru

Cinta yang…
Kau ibarat bunga yang mekar
Yang selalu di harap
Kau adalah rindu
Yang selalu indah tuk dinanti
Kau begitu indah bagai cinta
Cinta yang menerangi hati
Yang membuat damai jiwa
Yang membuat sukar tuk menjauh
Kuingi selalu dihatimu
Didekatmu
Dibenakmu
Dan selalu menjagamu

Palsu
Bintang itu indah
Dengan cahayanya yang terang
Dari pantulan yang genap
Hingga yang membuat itu bercahaya
Bintang itu palsu
Indahnya tak berayu
Hanya mau menipu
Dengan terangnya yang syahdu
Itulah bintang
Terangnya kan redup
Ketika mentari tak menyapu
Dengan cahaya yang anggun

Bantulah
Sedih si merah ini
Melirik si kaki kecil
Ditanah kami
Bertenteng sampul
Berharap ada bantu
Walau tak dimau
Demi menutup malu
Sang noda yang merayu
Kasihlah dari tanganmu
Dengan rasa tenang
Agar selalu senyummu
Tetap dikenang

Hancur
Terjajah oleh hawa
Sang tua tetap tak menyala
Walau ditanya
Tetap dijajah
Hancur berkeping-keping
Warisan nenek moyang
Yang sekarang renggang
Oleh sang karang
Tali takdir
Bukan untuknya
Walau telah hancur,
Kenangannya



Amarah
Takdir merayu
Diwaktu tak tentu
Bersama jenuh
Datang menjauh
Walau telah jauh
Tetap harus ditahan
Agar tetap ku mau
Dihati yang merasakan
Untuk hidup lebih tua
Agar tidak tersesat
Tujuan demi hawa
Yang selalu tak tamat

Sebatang lidi
Rapuhkah..
Terjatuhkah…
Tak ada dayakah….
Tuk melawan tanpa pasrah
Tak diberi ukuran
Akhirnya jatuh berhamburan
Walau sebatang
Tetap tak dapat terbang
Begitulah lidi
Bergitulah saat sendiri


Legenda
Berjuta bintang yang bertaburan
Sekuat mentari petang yang kan terganti
Dengan keindahan yang hayati
Dengan kesejukan lalu yang berarti
Laksamana tinta permanen
Di atas putih tulusnya kertas
Membuat selalu takkan dilupa
Ku ingin mereka tahu
          Bahwa yang lalu itu adalah legenda

Senja
Mentari meredupkan sinarnya
Membuat angin berbunyi perlahan-lahan
Damai hening nan senyap cerita sekarang
Dan bermalam dalam kegelapan
Terkenang malam dalam diriku sekarang
Tanpa ada Tanya yang datang
Karena kan bersiap menerjang alam
Di dalam malam mendatang
Jiwa yang kini tenang
Kan siap berubah dahsyat
Dalam kerinduan merasakan alam
Berfikir cerah di hari yang gemilang kelak

Sapaan jiwa
Hay wajah-wajah pemilik jiwa
Kan ku kabarkan jiwamu ini
Bersatu membentuk rasa
Dalam tahap suara jiwa
Maukah kau berstu maju dengaku
Atau mundur terpatah-patah
Oleh resah yang mengganggu
Atau maukah kau bediri menunggu
Kubutuh jawaban pasti
Tuk sapaan sepanjang hari
Tentang kehidupan jiwa
Dalam hari yang dinanti



Doa
Kehidupan penuh dosa
Melampaui batas yang wajar
Bertinggal redup dalam kemurungan
Tanpa dukungan suci dari batin
Oh Tuhanku
Kau tau ku jauh
Kau tau ku hanyut
Dan jiwaku telah redup
Oh Tuhanku
Kenanglah ku dibenakmu
Sebagai pemilik wajah
Dari jiwa yang Kau ciptakan







Minggu, 15 April 2012

16 april '12 yang kelabu

hari ini, dag dig dug hatiku..... karena lagi falling in love dengan seorang teman. senang, tp penuh dengan harapan kosong. karena kesempatan dgn si dia sangat sulit. mw dekat, salting, menjauh, adduhhh pusing.

masalah yang datang skrg agak rumit, krn lg di tempat yg kurang bisa beradaptasi. sulit jelasinny, tp yg pasti t4x kurang di sukai. semoga hati ini nantinya akan menyukainya, walaupun sedikit. amin

lagi pusing jg nih, ad kegiatan organisasi yg sulit bgt untuk di tinggalkan krn terlanjur disenangi. padahal ada pelajaran dari sekolah yg harus diterapkan di tempat magang. adduhhh sulit bangaet.

sbg senior, sy berusaha sbg contoh yg baik. kagak mudah tersinggung, ramah, berusaha lupakana sikap egois n sikap tidak suka sama org lai, tetap etrsenyum dlm kesendirian, berusaha yg terbaik. berusaha yg terbaik!!! sy sudah berusaha yg terbaik, tp sgt sulit u bisa menampilkan hal tersebut agar bisa dilihat org lain. supaya mereka tw klw sy itu tdk sejelek apa yg mereka pikirkan.

berusaha untuk tetap hidup bahagia, wlaupun lg sakit parah..... hehehehhe, biasaaaa, nak remaja, sukanye curhat curhatan. tp klw sy, sukanya curhatan sama benda mati, yg jarang orang liat.

Minggu, 09 Januari 2011

a POEM oleh MUH. OBEY AHADASTOFA

Cinta

Cinta itu ibarat sepatu. Ketika pertama dibeli, masih di dambakan, masih telihat perfect, baunyapun masih wangi. Akan tetapi, jika lama-kelamaan tidak pernah dirawat dan dijaga, dengan sendirinya akan rusak walaupun sudah diperbaiki tetap saja akan rusak kembali.
Begitu pula dengan cinta, pertama kali rasanya begitu indah dan sangat dirindukan. Akan tetapi, jika tidak pernah dijaga, akan renggang walau udah diperbaiki kembali, akan tetapi jika masih ada celah kerenggangan itu datang maka akan putus total pola, mungkin juga akan diambil orang lain.
Cara mengatasi kerenggangan itu, dengan berusaha memperhatikan sosok pasanganmu, menyayanginya dengan real……
Rasakan saja
Ketika malam hendak tertiup
Angin malampaui batas cahyanya
Dengan kata yang terusik
Membuat itu semakin manis
Waktu tak menentu
Menjadikan takdir tak tentu
Meski ku berlari tetap tak tentu
Biarlah rasa ini kau peluk

Keluarga
Mata merah
memandang kaca
Berkhayal nyata
Meniup saja

Sama darah
Dua cahaya
Bersatu jaya
Di dalam keluarga
Berumur tua
Berumur muda
Sama berbeban malu
Sukar berberat bahu

Coreng

Setitik noda
Berbekas pada benda
Hanya pasrah
Karena tak ada daya
Tercoreng oleh noda
Terjatuh oleh malu
Ke dasar sang lapisan
Di dalam jurang keinahan

Pemuda
Berbakat menerjang
Setiap sangkakala
Menyatukan kembang
Yang tak lagi menyala

Berpasrah demi sang tua
Berlari menerjang usaha
Rela menerjang hawa
Walau kadang sia-sia
Mereka menuju tujuan
Demi kehidupan
Tetap demi sang tua
Demi sang cahya pula

Terang
Cerita tenang
Menerjang terang
Berkalung manja
Tanpa dikenang
Berbagai titik sinar
Tetap tak senang
Walau tak benar
Jaya tetap dikenang
Berbagai titik terang
Berbagi keindahan
Janganlah terhembus
Walaupun kau takut



Lalu
Ku ingin mengadu
Tentang cerita yang lulu
Walau ku ragu
Kukan tetap mau menunggu
Cerita yang pernah terjadi
Di dalam malam yang sunyi
Membuat ku yakin
Akan cinta yang tulus
Biarlah semua berlalu
Aku tak mau malu
Aku adalah cerita yang lalu
Dan aku adalah berita untuk hari yang baru

Cinta yang…
Kau ibarat bunga yang mekar
Yang selalu di harap
Kau adalah rindu
Yang selalu indah tuk dinanti
Kau begitu indah bagai cinta
Cinta yang menerangi hati
Yang membuat damai jiwa
Yang membuat sukar tuk menjauh
Kuingi selalu dihatimu
Didekatmu
Dibenakmu
Dan selalu menjagamu

Palsu
Bintang itu indah
Dengan cahayanya yang terang
Dari pantulan yang genap
Hingga yang membuat itu bercahaya
Bintang itu palsu
Indahnya tak berayu
Hanya mau menipu
Dengan terangnya yang syahdu
Itulah bintang
Terangnya kan redup
Ketika mentari tak menyapu
Dengan cahaya yang anggun

Bantulah

Sedih si merah ini
Melirik si kaki kecil
Ditanah kami
Bertenteng sampul



Berharap ada bantu
Walau tak dimau
Demi menutup malu
Sang noda yang merayu
Kasihlah dari tanganmu
Dengan rasa tenang
Agar selalu senyummu
Tetap dikenang

Hancur

Terjajah oleh hawa
Sang tua tetap tak menyala
Walau ditanya
Tetap dijajah
Hancur berkeping-keping
Warisan nenek moyang
Yang sekarang renggang
Oleh sang karang
Tali takdir
Bukan untuknya
Walau telah hancur,
Kenangannya



Amarah

Takdir merayu
Diwaktu tak tentu
Bersama jenuh
Datang menjauh
Walau telah jauh
Tetap harus ditahan
Agar tetap ku mau
Dihati yang merasakan
Untuk hidup lebih tua
Agar tidak tersesat
Tujuan demi hawa
Yang selalu tak tamat

Sebatang lidi

Rapuhkah..
Terjatuhkah…
Tak ada dayakah….
Tuk melawan tanpa pasrah
Tak diberi ukuran
Akhirnya jatuh berhamburan
Walau sebatang
Tetap tak dapat terbang
Begitulah lidi
Bergitulah saat sendiri
Legenda
Berjuta bintang yang bertaburan
Sekuat mentari petang yang kan terganti
Dengan keindahan yang hayati
Dengan kesejukan lalu yang berarti
Laksamana tinta permanen
Di atas putih tulusnya kertas
Membuat selalu takkan dilupa
Ku ingin mereka tahu
Bahwa yang lalu itu adalah legenda

Senja
Mentari meredupkan sinarnya
Membuat angin berbunyi perlahan-lahan
Damai hening nan senyap cerita sekarang
Dan bermalam dalam kegelapan
Terkenang malam dalam diriku sekarang
Tanpa ada Tanya yang datang
Karena kan bersiap menerjang alam
Di dalam malam mendatang
Jiwa yang kini tenang
Kan siap berubah dahsyat
Dalam kerinduan merasakan alam
Berfikir cerah di hari yang gemilang kelak

Sapaan jiwa
Hay wajah-wajah pemilik jiwa
Kan ku kabarkan jiwamu ini
Bersatu membentuk rasa
Dalam tahap suara jiwa
Maukah kau berstu maju dengaku
Atau mundur terpatah-patah
Oleh resah yang mengganggu
Atau maukah kau bediri menunggu
Kubutuh jawaban pasti
Tuk sapaan sepanjang hari
Tentang kehidupan jiwa
Dalam hari yang dinanti



Doa
Kehidupan penuh dosa
Melampaui batas yang wajar
Bertinggal redup dalam kemurungan
Tanpa dukungan suci dari batin
Oh Tuhanku
Kau tau ku jauh
Kau tau ku hanyut
Dan jiwaku telah redup
Oh Tuhanku
Kenanglah ku dibenakmu
Sebagai pemilik wajah
Dari jiwa yang Kau ciptakan

Kamis, 09 Desember 2010

untuk cahaya bunda

rasa nyenyak tak terkira
waktu berjalan terasa sudah
hari dinanti
tetap dinanti...

kau hanya bercerita
gemah suara tak bernada
risauku tanya
ku kan tetap menyapa

andai bintang tak sendiri
kau kan enggan pergi
untuk cahaya yang takkan pernah suran
ialah bundaku semata